SIMBOL KEKUATAN GAIB DI MASA MENDATANG
Ivan Taniputera.
19 Januari 2014
Misalkan di masa mendatang terjadi bencana dashyat yang memusnahkan
sebagian besar peradaban manusia. Mereka yang tersisa akan kembali lagi
ke zaman batu. Hampir seluruh kemajuan peradaban yang pernah dicapai
umat manusia akan terlupakan.
Alkisah 10.000 tahun kemudian,
terdapat sekelompok orang yang tanpa sengaja menemukan sisa reaktor
nuklir dari abad kedua puluh. Mereka tidak menyadari bahwa sampah
radioaktif dapat tetap aktif selama jutaan tahun. Kendati demikian,
mereka tidak menyadarinya. Mereka mungkin menduga bahwa reruntuhan
reaktor nuklir dari zaman puluhan ribu tahun lalu itu adalah sebuah
kuil.
Sepulangnya dari mengunjungi reruntuhan reaktor tersebut,
banyak orang jatuh sakit. Mereka mengalami penyakit mengerikan yang
menggerogoti tubuh mereka secara perlahan. Akibatnya, orang di zaman itu
akan menyangka bahwa tempat tersebut angker. Sewaktu mengamati situs
tersebut mereka mungkin masih dapat menyaksikan gambar sebagai berikut
terpampang di banyak tempat, dimana gambar tersebut tidak mereka ketahui
maknanya.
Oleh karenanya, barangkali mereka akan menghubungkan simbol tersebut
dengan kegaiban atau kekuatan gelap yang dapat menimbulkan penyakit.
Mareka mungkin akan menganggap tempat beserta simbol tersebut sebagai
sesuatu yang angker, keramat, atau suci (tergantung bagaimana persepsi
mereka saat itu). Simbol zaman kita yang ternyata menggambarkan bahaya
radioaktif tersebut, barangkali kelak akan menjadi pusat kultus pemujaan
suatu agama baru. Yang pasti karena banyaknya orang jatuh sakit dan
meninggal setelah mengunjungi tempat tersebut, sebelum mereka memiliki
sains dan teknologi yang cukup guna memahami perihal radioktifitas,
simbol tersebut sedikit banyak akan menimbulkan kegentaran serta rasa
takut di hati mereka.
Orang-orang yang hidup di masa mendatang
barangkali juga akan mengalami kesulitan dalam memahami simbol-simbol
kita di masa sekarang, sebagaimana halnya kita juga kesulitan memahami
simbol-simbol peninggalan nenek moyang kita puluhan ribu tahun lalu.
Semoga dapat menjadi bahan renungan.