Senin, 07 Maret 2016

SEKILAS ILMU FENGSHUI TRADISIONAL DI TANAH BATAK

SEKILAS ILMU FENGSHUI TRADISIONAL DI TANAH BATAK
.
Ivan Taniputera.
4 Maret 2016
.
Seluruh daerah di tanah air kita, mulai dari Sabang sampai Merauke kaya akan kearifan dan budaya lokal. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai ilmu bangunan tradisional di Tanah Batak. Adapun ilmu tersebut diambil dari Pustaka Laklak yang merupakan warisan budaya Batak. Dalam bahasa Batak ilmu ini dikenal sebagai Panjahai ni Parsopoan.
.



.
Berikut ini adalah sekilas ilmu bangunan tradisional di Tanah Batak. Untuk jelasnya, para pembaca silakan mengacu pada gambar di atas.
.
Sisa batang pohon sudah ditebang yang masih tertinggal dalam tanah (termasuk akar-akarnya) di tengah rumah adalah kurang baik dan dapat mengakibatkan penghuninya terlilit hutang. Jadi berdasarkan prinsip tersebut, maka jika membangun rumah, sisa pohon yang ditebang beserta akar-akarnya sebaiknya dibuang hingga bersih. Jangan ada yang tertinggal (lihat gambar 1).
.
Rumah yang berada dekat atau tepi rawa-rawa kurang baik dan dapat mendatangkan penyakit. Ini berlaku juga bagi tempat air yang tidak mengalir (air mati). Secara logika memang benar bahwa rawa-rawa dapat menjadi sarang nyamuk malaria, sehingga mendatangkan penyakit, terutama malaria. (lihat gambar 2). Menurut Fengshui China, air yang tidak mengalir juga kurang baik dan menandakan kemacetan energi (Qi), sehingga dapat mengumpulkan energi kurang baik.
.
Rumah yang terletak di tepi longsoran tanah kurang baik. Secara logika, tanah longsor memang sangat berbahaya (lihat gambar 3).
.
Rumah yang terkena jalan secara langsung tidak baik. Ini umum disebut rumah tusuk sate. Penghuninya kemungkinan sering sakit-sakitan (lihat gambar 4). Dalam ilmu Fengshui China, jalan tersebut dapat mendatang Shaqi atau energi buruk.
.
Rumah yang bagian depannya terdapat tiang kurang baik. Konon penghuni rumahnya dapat diambil oleh makhluk halus. Kemungkinan yang dimaksud bisa sakit atau meninggal. Menurut penafsiran saya tiang di sini juga mengacu pada pohon, yakni pohon yang persis tepat depan pintu rumah (lihat gambar 5). Prinsip ini juga berlaku dalam Fengshui China.
.
Rumah yang di bagian sudut-sudutnya terdapat sisa batang pohon sudah ditebang yang masih tertinggal dalam tanah (termasuk akar-akarnya), maka penghuninya akan menjalani kehidupan yang biasa saja (lihat gambar 6a).Namun apabila di tiap sudutnya terdapat kayu semacam itu, maka penghuni rumah akan banyak dililit hutang.
.
Rumah yang berada di tepi sungai dan sekaligus terdapat cekungan atau lubang yang besar kurang baik (lihat gambar 7).
.
Rumah yang dikelilingi oleh pohon atau tiang kurang baik (lihat gambar 8). Rumah itu memang nampak seperti terkurung.
.
Rumah yang darinya dapat dilihat bukit-bukit persegi adalah baik (lihat gambar 9).
.
Bila rumah seolah-olah sebagian terletak di dalam batas ladang dan sebagian lagi berada di luarnya, maka itu kurang baik (lihat gambar 10). Namun menurut penafsiran saja, ladang ini jika di perkotaan kemungkinan juga mengacu pada taman.
.
Rumah yang berhadapan dengan dataran rendah kurang baik (lihat gambar 11).
.
Rumah yang bagian sudutnya terkena punggung jalan kurang baik (lihat gambar 12).
.
Demikianlah sekilas ilmu Fengshui tradisional di Tanah Batak. Hari ini kita telah sedikit mempelajari salah satu warisan kekayaan budaya Nusantara.
.
Artikel menarik lainnya mengenai ramalan, Astrologi, Fengshui, Bazi, Ziweidoushu, dan lain-lain silakan kunjungi: https://www.facebook.com/groups/339499392807581/ . .
.



PERHATIAN: Sebagai tambahan, saya tidak memberikan analisa atau konsultasi gratis. Saya sering menerima email atau message yang meminta analisa gratis. Ini adalah sesuatu yang sia-sia dan juga sangat mengganggu saya. Jika ingin berkonsultasi atau saya analisa, maka itu berbayar. Oleh karenanya, jika Anda ingin analisa atau konsultasi gratis maka mohon agar tidak menghubungi saya. Demikian harap maklum.