Senin, 18 Juli 2016

SATU LAGI SANGGAHAN TERHADAP PANDANGAN BAHWA BUMI DATAR (FLAT EARTH)

SATU LAGI SANGGAHAN TERHADAP PANDANGAN BAHWA BUMI DATAR (FLAT EARTH).
.
Ivan Taniputera.
18 Juli 2016.
.
Saya baru saja menyaksikan sebuah video yang nampaknya dibuat oleh pendukung konsep bumi datar (flat earth). Pada video tersebut dijelaskan jawaban mengapa di kutub utara saat musim panas matahari tidak pernah terbit selama enam bulan dan selama musim panas matahari tidak pernah terbenam. Pada artikel saya sebelumnya berjudul MEMBANTAH TEORI BUMI DATAR (FLAT EARTH) (link: http://sejarahastrologimetafisika.blogspot.co.id/2016/07/membantah-teori-bumi-datar-flat-earth.html), saya telah mempertanyakan hal ini sebagai sanggahan terhadap bentuk bumi datar. Ternyata pada video lain terdapat jawaban sebagai berikut dari para penganut pandangan bumi datar.
.
Orbit matahari mengalami perubahan dalam setahun, yakni bergerak dari utara ke selatan dan kembali ke utara lagi. Saat matahari berada di selatan, maka cahayanya tidak tampak dari kutub utara, sehingga tidak pernah terbit selama kurang lebih enam bulan. Mereka juga menjelaskan bahwa perubahan orbit tersebut juga menjadi penyebab terjadinya pergantian musim Untuk jelasnya lihat gambar sebagai berikut.
.





.
Sebenarnya, penjelasan seperti tersebut di atas juga berlaku bila bumi bulat. Hanya saja dalam hal ini para pendukung pandangan bumi datar tidak menjelaskan mengapa orbit matahari dapat mengalami perubahan atau pergerakan sebagaimana dipaparkan di atas. Sebaliknya, jika bumi berbentuk bulat perubahan letak matahari itu dapat dijelaskan dengan cukup sederhana. Perubahan letak matahari terjadi karena poros rotasi bumi miring. Jadi matahari sesungguhnya tidak bergerak, melainkan perputaran bumi pada porosnya (rotasi) yang miring dan peredaran bumi mengelilingi matahari adalah penyebab terjadinya pergerakan semu matahari.
.





.
Karena poros rotasi bumi miring, maka ada kalanya selama peredaran mengelilingi matahari, belahan utara bumi menerima lebih banyak sinar matahari, sehingga mengalami musim panas. Matahari tidak pernah terbenam di belahan bumi utara selama kurun waktu tersebut. Enam bulan kemudian giliran belahan bumi selatan yang lebih banyak menerima sinar matahari. Akibatnya, belahan bumi selatan mengalami musim panas dan matahari tidak pernah terbenam di kutub selatan. Hal ini sesungguhnya telah dibahas pada pelajaran ilmu bumi di sekolah.
.
Jadi, penjelasan oleh para pendukung pandangan bumi datar di atas sebenarnya hanya mencontek konsep-konsep yang sudah diakui oleh sains. Hanya saja mereka tidak menjelaskan mengapa pergeseran itu bisa terjadi. Sebaliknya pandangan bumi bulat sebagaimana telah dibuktikan oleh sains modern dewasa ini dapat menjelaskannya secara gamblang.
.
Para penganut bumi datar juga menyatakan bahwa matahari sesungguhnya tidak “terbenam,” melainkan hilang dari pandangan seperti kereta api yang lenyap di kejauhan. Matahari tidak menempuh gerakan melengkung, melainkan menjauh seperti mobil atau kereta api. Perlahan kereta api itu akan semakin kecil dan menghilang dari pandangan kita. Jika benar apa yang dinyatakan penganut bumi datar, maka matahari pada sore hari akan lebih kecil atau jauh lebih kecil dibandingkan siang hari.
.





.
Namun pada kenyataannya, matahari yang sedang terbenam tidak lebih kecil dibandingkan matahari saat siang hari. Berikut ini adalah buktinya.
.





.
Ini sekali lagi merupakan bantahan telak terhadap pendukung pandangan bumi datar.
.
Sebagai tambahan, sebagaimana telah diungkapkan pada artikel saya sebelumnya terdapat perbedaan rasi-rasi bintang sebagaimana diamati di belahan bumi utara dan selatan. Jikalau bumi datar, maka perbedaan ini tidak akan terjadi, karena setiap bagian dunia akan mengamati rasi-rasi bintang yang sama. Namun pada kenyataannya, bintang kutub utara (Polaris) tidak nampak dari selatan. Adanya perbedaan rasi bintang belahan bumi utara dan selatan ini sesungguhnya sudah dikenal semenjak zaman dahulu. Berikut ini adalah gambar peta rasi bintang dari abad ketujuh belas karya seorang kartografer Belanda, Frederik de Wit (sumber: wikipedia).
.





.
Peta di atas dengan jelas memperlihatkan adanya rasi-rasi bintang belahan bumi utara dan selatan. Dengan demikian, merupakan bukti nyata bahwa bumi berbentuk bulat dan bukan seperti piringan yang datar. Perbedaan rasi bintang yang dapat disaksikan di belahan bumi utara dan selatan hanya dapat dijelaskan jika bumi berbentuk bulat.
.





.
Jadi berdasarkan bukti-bukti di atas, maka nampak bahwa bumi sekali lagi berbentuk bulat.