PERTANYAAN SEPUTAR KELENTENG DAN DEWA DEWI
.
Ivan Taniputera.
12 Maret 2022.
.
.
Saya sering mendapatkan pertanyaan seputar kelenteng dan dewa dewi. Sebelumnya, saya tidak sempat merangkumnya menjadi suatu artikel sehingga dapat mendatangkan manfaat bagi banyak orang. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini saya akan mulai mencoba untuk merangkumnya menjadi suatu artikel. Apa yang disampaikan di sini tidak perlu diperdebatkan. Apabila Anda tidak setuju, maka silakan dilewati saja. Saya tidak memaksa seseorang menerima pendapat atau pandangan saya. Berikut ini adalah rangkuman hasil tanya jawabnya.
.
TANYA:
.
Saya pernah membaca sebuah buku yang menyatakan bahwa ada kuil-kuil yang justru di dalam rupang-rupangnya bersemayam roh-roh tidak suci atau jahat. Oleh karenanya, kita harus mencari kuil yang rupang-rupangnya bersemayam roh-roh suci sejati. Apakah hal itu benar?
.
JAWAB:
.
Mengenai hal tersebut, saya mempunyai pendapat yang berbeda. Saya tidak mau mengatakan apakah pandangan itu benar atau tidak. Menurut saya ada yang jauh lebih penting dibandingkan hal tersebut. Kita tidak perlu mempermasalahkan siapa atau apa yang bersemayam dalam masing-masing rupang tersebut. Kunci yang sebenarnya adalah pikiran. Jadi kalau kita dapat membangkitkan pikiran yang baik atau bajik, maka segalanya akan menjadi baik. Semuanya akan menjadi makhluk suci. Sebaliknya, kalau pikiran kita jahat atau tidak bajik, maka segalanya juga akan menjadi makhluk jahat. Itulah sebabnya, penting sekali senantiasa membangkitkan pikiran bajik. Selain itu, kebanyakan orang juga mata batinnya belum terbuka, sehingga tidak dapat membedakan mana roh yang suci maupun tidak suci. Jika demikian, sekali lagi untuk apa mempermasalahkannya? Kalau pikiran kita bersih, maka semuanya juga akan menjadi bersih. Sebaliknya, jika pikiran kita kotor, maka semuanya juga akan menjadi kotor.
.
TANYA:
.
Kuil yang telah mengalami kebakaran, apakah masih baik untuk dikunjungi?
.
JAWAB:
.
Jawabannya adalah kembali lagi pada pikiran. Apakah batin atau hati kita mantap dan yakin atau tidak. Jika mantap dan yakin maka silakan kunjungi saja. Kita sebaiknya tidak menghakimi kuil yang telah mengalami kebakaran pasti begini atau begitu. Pengetahuan kita masih terbatas, karena itu kita sebaiknya tidak menghakimi secara serampangan. Lebih baik mengembangkan pikiran baik (kusala citta). Dengan demikian, segalanya akan menjadi baik.
.
TANYA:
.
Apakah Kuil A atau B bagus (dalam artian kekuatan spiritualnya)?
.
JAWAB:
.
Kurang etis mengatakan suatu kuil bagus atau tidak bagus (dalam artian kekuatan spiritualnya). Daripada bertanya-tanya mengenai hal tersebut, lebih baik kunjungi sendiri. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan sendiri. Lebih baik ehipassiko sendiri.
.
TANYA:
.
Adakah persembahan khusus untuk para dewa dewi tertentu? Misalnya Dewa A dikatakan menyukai persembahan berupa B.
.
JAWAB:
.
Menurut pendapat saya prinsip utama dan paling mudah sehubungan dengan persembahan adalah sajikan apa yang Anda sendiri sukai. Persembahkan buah-buahan yang Anda sendiri menyukai dan bersedia menyantapnya. Sesungguhnya, para dewa dewi itu tidak memerlukan lagi persembahan kita. Buah-buahan di alam dewa jauh lebih baik dan jauh lebih lezat rasanya dibandingkan dengan buah-buahan di alam manusia. Selain itu, para makhluk suci sudah terbebas dari kemelekatan. Mereka sebenarnya tidak lagi mengharapkan persembahan apa pun, baik itu berupa dupa, bunga, atau pun buah.
.
Prinsip lain yang juga penting adalah mempersembahkan sesuatu harus disertai dengan kesungguhan hati dan ketulusan. Pikiran juga harus baik.
.
Sebenarnya menghaturkan persembahan itu merupakan suatu latihan spiritual. Mempersembahkan sesuatu di kuil itu merupakan latihan menghapuskan kemelekatan (tanha) dan keserakahan (lobha). Selain itu, juga dimaksudkan menghimpun pahala kebajikan.
.
Demikian sedikit tanya jawab yang dapat saya himpun pada kesempatan kali ini. Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.