Sabtu, 21 Juni 2014

OBROLAN SANTAI SIANG HARI: BISNIS RUMAH MAKAN

OBROLAN SANTAI SIANG HARI: BISNIS RUMAH MAKAN

Ivan Taniputera
21 Juni 2014




Ini adalah obrolan santai dengan seorang teman (sebut saja namanya A) beberapa waktu yang lalu. Topik pembicaraan adalah seputar bisnis rumah makan. Ceritanya teman tersebut mempunyai seorang kawan, sebut saja namanya B. B ini ingin membuka bisnis rumah makan.

A: Apakah kamu bisa memasak?
B: Tidak bisa, tetapi aku akan mencari koki yang handal.
A: Hati-hati lho, nanti kalau bisnismu sudah maju, maka ia akan buka sendiri.

Demikianlah B akhirnya menjumpai seorang juru masak bernama C dan membuka sebuah depot. Mulanya usaha tersebut dirintis di rumahnya sendiri yang terletak pada sebuah perumahan. Masakan C memang digemari oleh para penghuni perumahan, sehingga depotnya semakin laris. Kurang lebih dua tahun kemudian, B mendapatkan tawaran dari seseorang yang memiliki tanah di jalan masuk perumahan. Pemilik lahan bermaksud  menyewakan lahannya. Merasa bahwa ini merupakan tawaran menarik karena lokasinya yang strategis, B bermaksud memindahkan lokasi depotnya ke sana.
Setelah berpindah ke sana, Depot B memang mendapatkan lebih banyak pelanggan.

Namun keberuntungan B nampaknya justru memudar karena ia akan menghadapi masalah besar. Benar seperti yang  dikatakan A, C setelah menyadari bahwa masakannya digemari banyak orang, lantas berniat membuka depot sendiri. Kebetulan tidak jauh dari lokasi depot saat itu, terdapat lahan lain yang disewakan. C lantas mendirikan depotnya sendiri. Orang-orang juga sudah tahu bahwa C dahulunya adalah koki di depot B. Mereka lalu beralih ke depot C.

B yang mendapatkan pukulan tersebut, lalu beralih menjual bakso dan soto. Sebagai pengganti C ia mendapatkan seorang lulusan sekolah masak bernama D. Saat itu A berjumpa lagi dengan B.

A:Jadi kamu sekarang sudah mendapatkan koki baru ya?
B: Betul. Dia itu barusan magang di salah satu hotel berbintang, lho.
A: Iya, tapi kalau benar dia hebat dan masakannya enak, pasti sudah direkrut hotel berbintang itu, bukan?

Koki D memang masakannya tidak begitu enak, sehingga Depot B menjadi sepi. Akhirnya, ia melakukan obral besar-besaran: beli bakso dapat bonus rawon dan begitu pula sebaliknya. Karena tidak lagi menghasilkan, maka Depot B akhirnya tutup.

Berdasarkan pengalaman di atas, maka kita dapat menarik pelajaran, yakni dalam menjalankan suatu bisnis, maka kita harus menguasainya. Apabila kita bergantung pada orang lain, maka di situlah letak bahaya yang sebenarnya. Jika orang itu pergi, maka bisnis kita juga akan ikut pergi bersamanya. Jangan melakukan suatu bisnis apabila kita tidak menguasainya.

Demikianlah semoga bermanfaat.