MEMBACA PERTANDA ZAMAN DARI HEWAN-HEWAN INI
Ivan Taniputera
17 April 2014
Akhir-akhir ini, tanpa disadari saya telah mengambil gambar beberapa hewan. Waktu saya mengamati kembali foto-foto yang saya ambil selama bulan
April ini, saya mendapati gambar keempat hewan tersebut. Saya berpikir
apakah hewan-hewan tersebut mengajarkan kita mengenai suatu pertanda
zaman? Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi hal tersebut. Memang
barangkali ada yang berpendapat bahwa apa yang saya sampaikan ini hanya
kebetulan saja. Mungkin saja. Setiap orang bebas berpendapat asalkan
saling menghargai. Setiap orang bebas berpendapat asalkan jangan saling
menghina. Apa yang saya tulis ini juga berdasarkan gagasan keluar dari
intuisi saya semata. Mungkin bisa benar dan mungkin juga tidak. Namun
tidak ada salahnya kita mencoba menarik pelajaran dari hal-hal yang
disajikan alam pada kita. Entah itu hanya kebetulan atau sama sekali
bukan kebetulan.
Hewan pertama yang akan kita ulas adalah belalang.
Gambar
belalang ini saya ambil pada tanggal 3 April 2014, sekitar pukul empat
sore. Belalang ini meloncat ke sana kemari, seperti kebingungan.
Mungkinkah ini menggambarkan kondisi sekarang dimana banyak orang
mengalami kebingungan? Mereka meloncat ke sana kemari mencari panutan
atau pegangan. Tetapi setelah hinggap pada satu tempat akan meloncat
kembali ke tempat lainnya. Apakah ini menggambarkan para politikus kita
yang juga mengalami kebingungan mencari koalisi ke sana kemari? Hinggap
sini dan hinggap sana dengan penuh kebingungan. Ingat bahwa belalang
mempunya enam kaki. Apakah kelak akan ada koalisi antara enam partai
yang bergerak ke sana kemari. Hal yang bisa kita jadikan pelajaran
adalah belalang tersebut akhirnya setelah lelah meloncat ke sana kemari
merasa lelah dan diam saja seperti sedang menyembah. Barangkali ini
berarti bahwa kita harus belajar hening dan tenang guna meredakan
kebingungan tersebut. Pikiran ini memang seperti belalang yang meloncat
dengan liar kesana kemari. Tetapi dengan belajar "diam dan hening" kita
akan berhasil merealisasi kejernihan batin kembali.
Tidak
lama kemudian saya menyaksikan kepiting yang merangkak ke luar dari
selokan. Saya mencoba merenungkan apa maknanya. Kepiting itu jika
berjalan selalu miring. Mungkinkah artinya adalah orang yang berjalan
miring dan melenceng dari jalur kebenaran? Apalagi kepiting memiliki
capit yang siap menjepit serta menyakiti siapa saja yang mengganggu
dirinya. Dewasa ini banyak orang yang melakukan kejahatan seperti
korupsi dan merugikan banyak orang. Mereka juga menyeret banyak orang
agar turut terlibat dalam kejahatannya. Baru-baru ini ada seorang anak
kecil yang mengalami pelecehan seksual. Banyak orang berjalan miring
seperti kepiting. Capitnya siap melukai siapa saja. Oleh karenanya, kita
harus selalu waspada. Kepiting itu berkaki delapan. Apakah makna angka
delapan di sini? Itulah yang masih menjadi pertanyaan dalam benak saya.
Satu hal lagi, kepiting ini warnanya kehitaman dan ia keluar dari selokan yang kotor. Nampaknya bukan merupakan pertanda baik.
Pada
tanggal 9 April 2014, saya tiba-tiba tertarik mengambil gambar seekor
kucing. Apakah makna seekor kucing? Kucing bermanfaat mengusir tikus.
Meskipun demikian, kucing adalah hewan yang nampak lembut. Kucing bisa
memberikan ketenangan bagi yang memeliharanya. Apakah kita perlu kucing
untuk mengusir para tikus yang merugikan negara. Jika ada kucing hadir,
maka tikus-tikus akan kabur. Jelas, kucing ini sesuatu yang ditakuti
oleh tikus. Foto kucing ini memancarkan semacam aura atau energi positif
bagi kita. Meski kucing tidak segalak anjing, tetapi dengan
kelembutannya, ia akan dapat memancarkan keteduhan dan ketenangan bagi
negeri ini. Tetapi kucing juga tetap punya naluri kehewanan. Ia bisa
mencakar juga jika kita mengganggu atau menyakitinya dengan semena-mena.
Oleh karenanya, kita hendaknya tidak menyakiti atau mengganggu kucing
tersebut. Ingat kucing punya cakar atau senjata yang dapat melukai kita.
Yang kita juga perlu waspada adalah kucing sesekali juga pernah mencuri
ikan bakal makan siang kita. Kucing adalah hewan yang baik asalkan sang
majikan mampu menjaga dan mengendalikannya. Tak pelak lagi kucing
mempunyai dua sisi. Mungkinkah orang yang mempunyai karakteristik
seperti kucing ini telah hadir di negara kita?
Foto
berikutnya diambil tanggal 12 April 2014 yang menggambarkan seekor
katak. Katak ini duduk tenang saja. Penampilan luar khususnya kulit
katak tersebut nampak buruk. Namun katak adalah pemakan
serangga-serangga yang mengganggu kita. Katak ini juga suka
meloncat-loncat namun intensitasnya tidak seperti belalang. Katak adalah
juga hewan yang bersuara nyaring. Ia nampaknya melambangkan orang yang
berani berbicara menyuarakan kebenaran dan tidak kenal takut. Di mana
ada kesempatan ia akan menyuarakan kebenaran. Walau kulitnya buruk namun
katak adalah hewan bermanfaat. Hal yang patut diwaspadai oleh katak
adalah hewan pemangsanya, seperti ular. Jika berjumpa dengan hewan
pemangsanya, maka katak akan tamat riwayatnya. Dengan demikian, dalam
menyuarakan kebenaran katak harus berhati-hati, sehingga tidak dimangsa
oleh ular. Barangkali orang yang dilambangkan dengan katak ini telah
muncul atau akan muncul di negeri kita.
Demikianlah
tafsiran saya terhadap empat hewan di atas. Entah kebetulan atau tidak,
marilah kita ambil yang bermanfaat saja. Barangkali para pembaca
sekalian ada yang memiliki tafsiran berbeda. Semua itu tidak masalah.
Suatu fenomena dapat saja ditafsirkan berbeda-beda. Tidak perlu menjadi
bahan perdebatan. Sekarang ini kita semua sedang lapar. Oleh karenanya
mari kita semua bersantap. Jangan membuang waktu untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat, seperti berdebat ke sana kemari hanya demi memamerkan
kepandaian, padahal sesungguhnya semua itu hanya kosong adanya. Saya
jadi teringat lagu anak-anak di Jawa "sir-sir pong, dele kopong." Dele
kopong artinya "kedelai yang kosong." Apakah kita mau menjadi seperti
kedelai yang kosong? Marilah kita renungkan bersama.
Semoga bermanfaat.
Artikel-artikel menarik lainnya silakan bergabung dengan https://www.facebook.com/groups/339499392807581/