KEBENCIAN
Artikel Dharma ke-27, Agustus 2013
Ivan Taniputera
17 Agustus 2013
Renungan kali ini diambil dari Kitab Udana:
"Siapa yang menyakiti makhluk hidup dengan tongkat untuk memperoleh kebahagiaan,
walaupun dia sendiri mencari kebahagiaan,
dia tidak mendapatkannya sesudah kematian.
Siapa yang tidak melukai makhluk hidup dengan tongkat untuk memperoleh kebahagiaan,
sementara dia sendiri mencari kebahagiaan,
dia mendapatkannya sesudah kematian."
[kutipan di atas diambil dari "Kitab Suci Udana" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dra. Lanny Anggawati dan Dra. Wena Cintiawati, penyunting: Bhikkhu Jotidhammo, terbitan Vidyasena, Yogyakarta, 1995, halaman 24]
Kita menyaksikan bahwa dewasa ini kekejaman. kebencian, dan sikap intoleransi makin marak di muka bumi ini. Dunia menjadi semakin berdarah-darah. Manusia melukai dan membunuh sesamanya karena kemelekatan yang sempit terhadap suatu paham. Dunia nampaknya memerlukan lebih banyak cinta kasih dan semangat toleransi. Hanya demi fanatisme membuta terhadap suatu paham umat manusia tidak segan-segan menyakiti orang-orang tak sepaham dengannya.
Berdasarkan kutipan di atas, jelas sekali orang yang menaburkan kebencian, tidak akan mendapatkan kebahagiaan sesudah kematian. Mereka sebenarnya juga orang-orang yang patut dikasihani.
Mungkin barangkali kita tidak sanggup atau tidak berani melakukan apa-apa demi mengatasi semua pertumpahan darah tersebut. Namun kita dapat mencurahkan doa kita demi perdamaian dunia. Semoga cinta kasih dapat bersemi di tengah-tengah mereka yang saling membenci tersebut.
Semoga duniaku mengalami kedamaian selamanya.
"Siapa yang menyakiti makhluk hidup dengan tongkat untuk memperoleh kebahagiaan,
walaupun dia sendiri mencari kebahagiaan,
dia tidak mendapatkannya sesudah kematian.
Siapa yang tidak melukai makhluk hidup dengan tongkat untuk memperoleh kebahagiaan,
sementara dia sendiri mencari kebahagiaan,
dia mendapatkannya sesudah kematian."
[kutipan di atas diambil dari "Kitab Suci Udana" yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Dra. Lanny Anggawati dan Dra. Wena Cintiawati, penyunting: Bhikkhu Jotidhammo, terbitan Vidyasena, Yogyakarta, 1995, halaman 24]
Kita menyaksikan bahwa dewasa ini kekejaman. kebencian, dan sikap intoleransi makin marak di muka bumi ini. Dunia menjadi semakin berdarah-darah. Manusia melukai dan membunuh sesamanya karena kemelekatan yang sempit terhadap suatu paham. Dunia nampaknya memerlukan lebih banyak cinta kasih dan semangat toleransi. Hanya demi fanatisme membuta terhadap suatu paham umat manusia tidak segan-segan menyakiti orang-orang tak sepaham dengannya.
Berdasarkan kutipan di atas, jelas sekali orang yang menaburkan kebencian, tidak akan mendapatkan kebahagiaan sesudah kematian. Mereka sebenarnya juga orang-orang yang patut dikasihani.
Mungkin barangkali kita tidak sanggup atau tidak berani melakukan apa-apa demi mengatasi semua pertumpahan darah tersebut. Namun kita dapat mencurahkan doa kita demi perdamaian dunia. Semoga cinta kasih dapat bersemi di tengah-tengah mereka yang saling membenci tersebut.
Semoga duniaku mengalami kedamaian selamanya.