MANTRA PEREDA BENCANA DAN RASA TAKUT
Artikel Dharma ke-12, Agustus 2013
Ivan Taniputera
4 Agustus 2013
Pada artikel kali ini saya akan menerjemahkan bagian Sutra Mahaparinirvana (大般涅槃經, Dà bān nièpán jīng, Taisho Tripitaka 375), bab 1, terkait Mantra Pereda Bencana dan Rasa Takut.
"Pada
saat itu raja mara alam nafsu keinginan bernama Papiya, dengan disertai
sekumpulan besar dewa dan gadis-gadis pengikutnya, membuka pintu neraka
dan menuangkan air dingin nan murni. Ia berkata, "Kini tiada lagi yang
perlu kalian lakukan selain memusatkan pikiran kalian pada Hyang
Tathagata, Yang Terpuji, dan telah merealisasi Penerangan Sempurna.
Bersukacitalah dan haturkan persembahan terakhir kalian. Kalian kini
akan mengalami malam kedamaian nan panjang. Selanjutnya, Marapapiya
menyirnakan segenap senjata baik besar maupun kecil beserta segenap
racun dan penderitaan di neraka. Ia menurunkan hujan yang memadamkan api
di neraka. Melalui kekuatan Hyang Buddha, ia merealisasi kondisi
pikiran semacam ini. Ia menyebabkan para iblis melepaskan pedang baik
besar maupun kecil, busur, busur silang, baju zirah, senjata, tombak,
perisai, kaitan panjang, palu besi, kapak, kereta perang, dan tali
pengaitnya. Bahkan persembahan yang mereka haturkan adalah dua kali
lebih banyak ketimbang manusia maupun dewa. Bahkan payung terkecilnya
sekalipun sanggup menutupi jagad raya tingkat menengah. Mereka menghadap
Hyang Buddha, menyentuh kakiNya dengan kepala mereka, seraya berkata,
"Yang Dijunjungi Dunia, kami kini mencintai dan melindungi Mahayana.
Pria dan wanita di muka bumi ini, demi menghaturkan persembahan, karena
rasa takut, demi menipu orang lain, demi mendapatkan keuntungan, karena
mengikuti orang lain, menerima ajaran Mahayana, entah benar entah salah.
Demi menyirnakan ketakutan semacam itu, kami mengumandangkan dharani sebagai berikut:
Da Zhe Zha Zha La Da Zhe Lu Lo Li Ma Ha Lu Lo Li A La Mo La Tuo La So Ha
[Taki Tatarataki Rokarei Makarokarei Ara Shara Tara Shaka: lafal Jepang]
Kami melafalkan dharani
ini bagi mereka yang telah kehilangan keberaniannya, bagi mereka yang
dilanda ketakutan, yang membabarkan Dharma bagi orang lain, yang
berharap agar Dharma jangan sampai sirna, yang berharap meremukkan kaum
tirthika, demi melindungi dirinya sendiri, demi melindungi Dharma nan
Ajaib, sewaktu melewati padang belantara, padang rumput, atau
tempat-tempat mengerikan lainnya. Tiada perlu ketakutan lagi terhadap
[bahaya] air, api, singa, harimau, serigala, perampok, atau raja
[berniat jahat]. Wahai Yang Dijunjungi Dunia, dengan bersenjatakan dharani tersebut, tiada sesuatupun perlu ditakutkan. Kami akan melindungi orang yang melafalkan dharani
itu, dan ia akan seperti kura-kura yang dilindungi keenam anggota
tubuhnya dalam sebuah tempurung. Wahai Yang Dijunjungi Dunia, apa yang
kami katakan ini bukanlah omong kosong. Pada kenyataannya kami akan
memperbesar kekuatan orang bersenjatakan dharani ini. Kami hanya
berharap, wahai Tathagata, agar Engkau sudi berbelas kasih menerima
persembahan terakhir kami." Lalu Hyang Buddha berkata pada Marapapiya,
"Aku tak menerima segenap persembahanmu. Aku telah memiliki dharani-mu.
Ini akan menjadikan para makhluk beserta keempat anggota Sangga hidup
dalam kedamaian" Setelah mengatakan hal itu Buddha tidak berkata-kata
lagi serta tak menerima persembahan Marapapiya. Tiga kali Marapapiya
memohon Hyang Buddha agar menerima persembahan mereka, tetapi Hyang
Buddha menolaknya. Karena harapannya tidak dipenuhi, Marapapiya merasa
sedih, mengundurkan diri, dan duduk di satu sisi.
Berikut ini adalah link sutra tersebut dalam bahasa Mandarin:
http://www.cbeta.org/result/normal/T12/0375_001.htm
Berikut ini adalah link sutra tersebut dalam bahasa Inggris:
http://www.shabkar.org/download/pdf/Mahaparinirvana_Sutra_Yamamoto_Page_2007.pdf
[mantranya ada di halaman 14]
Semoga bermanfaat.